Monday, December 14, 2015

Bahaya duduk W - "Hipermobilitas Sendi"

Hipermobilitas Sendi adalah terdapat adanya ligamen-ligamen yang mengikat persendian sangat lentur. Akibatnya, sendi-sendi jadi mudah bergerak, tapi kurang memiliki kekuatan. Biasanya baru tampak jelas saat si kecil belajar jalan.

Dengan pertambahan usia  ligamen akan makin kaku dan kuat, sehingga hipermobilitas pada sendi kakinya akan menghilang.

Terdapat juga hipermobilitas sendi kaki yang menetap, terutama bila hipermobilitasnya memang dari awal agak berat. “Contohnya pada variasi normal bentuk kaki yang disebut flexible flat feet, di mana bagian dalam dari telapak kakinya rata dan menapak seluruhnya.”

Telapak kaki yang rata ini disebabkan ligamen yang mengikat tulang-tulang di telapak kaki tak cukup kaku dan kuat untuk mempertahankan posisi tulang telapak kaki yang seharusnya agak melengkung ke atas membentuk arkus (berbentuk lengkung). “Sebagai konsekuensinya, biasanya anak yang memiliki telapak kaki rata tak begitu kuat dalam aktivitas yang sifatnya berjalan jauh atau olahraga yang memerlukan kekuatan pada kaki.”

Akan tetapi, bukan berarti ia akan mengalami keterlambatan dalam perkembangan kemampuannya berjalan, lo. Kalau “kelainan” ini sifatnya ringan dan tak menyebabkan masalah, biasanya tak perlu terapi khusus.

Dalam keadaan berat dan bila dalam pertambaan usia tidak membaik, perlu dibantu dengan sepatu khusus, yaitu sepatu yang diberikan bantalan di bagian telapak kaki sisi sebelah dalamnya, yang disebut sponge rubber arch support.”

Dengan ganggan seperti ini, sebaiknya si kecil juga sering diajak berjalan-jalan di atas permukaan yang kasar, seperti pasir di pantai atau karpet yang kasar. Hal ini berguna untuk melatih otot-otot di telapak kakinya agar jadi lebih kuat.

Hipermobilitas sendi juga bisa terjadi pada sendi lutut. “Hipermobilitas pada sendi lutut menyebabkan bentuk tungkai bawah yang disebut knock knee atau dalam bahasa medis disebut genu valgum, yaitu saat ia berdiri akan tampak kedua lututnya akan bersinggungan di tengah, sehingga bentuk kakinya agak seperti huruf X.” Hal ini dikarenakan kelenturan dari ligamen di sendi lutut sisi sebelah dalam.

Dengan bentuk tungkai yang seperti ini, anak biasanya akan lebih senang duduk dengan posisi kaki dilipat ke arah samping kiri dan kanan, sedangkan kedua lututnya ke arah depan. Istilahnya, duduk dengan cara television position. Tentu saja, hal ini tak boleh dibiarkan, karena akan menambah parah “kelainan”. Bahkan jika sampai berlanjut, akan terjadi juga putaran ke arah dalam (rotasi internal) pada sumbu tulang panggul dan tulang paha, yang akan berakibat anak berjalan seperti bebek, dengan bokong tampak lebih menonjol ke belakang.

“Kebiasaan duduk dengan “W” position atau television position ini bisa terjadi pada saat bayi baru belajar duduk. Oleh karenanya, kalau orang tua mendapatkan bayinya hendak duduk dengan posisi ini, harus segera dicegah.” Posisi duduk yang baik adalah posisi bersila, atau istilahnya Buddhist position.

Untuk keadaan yang berat atau tak membaik walau sudah dibiasakan duduk dengan cara Buddhist position, bisa dilakukan terapi dengan menggunakan sepatu khusus yang sol sisi sebelah dalamnya ditinggikan, disebut inside heel wedge.

No comments:

Post a Comment